Berita bulan ini

Perempuan 4.0

Gender adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dan peran gender terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi serta peran sosial kemasyarakatan.

Perempuan sering di sebut dalam budaya jawa sebagai konco wingking yang memang di batasi secara partisipasinya dalam hampir di seluruh aspek kehidupan dan pembangunan, sebab di indonesia ideologi patriarki masih sangat kental,namun jaman berubah dimana kesetaraan gender menjadi isu penting dan krusial untuk segera di aktualisasikan, bahwasanya perempuan itu bukan sekedar konco wingking, pelengkap, pemanis dll, penyebutan tersebut sudah tidak relevan dan di harapkan perempuan juga menjadi pioner dalam kegiatan pembangunan baik mereka yang bekerja di sektor swasta ataupun justru mereka yang ada di sektor pemerintahan.

Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Pembangunan ekonomi membuka banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam jangka panjang. Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan memiliki makna yang penting karena setelah diadopsi maka akan dijadikan acuan secara global dan nasional sehingga agenda pembangunan menjadi lebih fokus. Setiap butir tujuan tersebut menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, baik tua maupun muda.

Pemberdayaan perempuan adalah proses penyadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar seperti keluasan, pengawasan,dan pengambilan keputusan serta tindak transformasi yang mengarah pada perwujudan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki

Pemberdayaan perempuan penting dilakukan untuk terus meningkatkan kapasitas diri kaum perempuan agar dapat memiliki kepercayaan diri sehingga kaum perempuan dapat ikut berpartisipasi serta berkiprah dalam semua lini pembangunan di Indonesia termasuk pembangunan kesejahteraan sosial.

Tantangan SDM harus fokus pada pola penanaman nilai-nilai gender di sekolah dasar. Hal itu mengingat bahwa SDM harus melewati jenjang pendidikan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi. Pola penanaman nilai-nilai gender sangat diperlukan dalam menyiapkan SDM berkualitas untuk menghadapi era 4.0.

Sudah banyak contoh nyata bahwa perempuan mampu berperan dalam segala aspek kita bisa melihat di jajaran menteri sekarang ada setidaknya enam perempuan disana (Sri Mulyani, Siti Nurbaya Bakar, Retno Marsudi, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Ida Fauziah danTri Rismaharini) mereka adalah sebagian kecil yang ada di aspek pemerintahan pusat dan masih banyak yang tersebar di daerah, selain itu juga di berbagai sektor swasta sudah barang tentu banyak sekali banyak kita temui sosok perempuan yang menduduki jabatan Top Leader.

Seiring jaman menuju bonus demografi negeri ini tidak akan kekurangan perempuan yang mampu berkiprah di seluruh lini pekerjaan, baik sektor pemerintah, sektor swasta dan juga di sektor politik,dan mereka justru banyak berprestasi, itu merupakan keuntungan sehingga kesetaraan gender semakin tipis dan bahkan proporsinya hampir sama dengan laki-laki.

oleh :
Luqman Nurhidayat, S.E - Penyuluh Sosial