Makan Bergizi (MBG)

Makan Bergizi Gratis (MBG) Program Nasional yang sedang dilaksanakan di masa pemerintahan Presiden Prabowo, dan sedang mengalami keadaan yang cukup terpukul dengan adanya berita viral di hampir semua media baik cetak maupun daring, kejadian yang cukup memprihatinkan ini di sebabkan adanya penerima manfaat MBG khususnya anak sekolah yang mengalami keracunan masal setelah menyantap sajian makanan dari Program MBG yang di terima di sekolah tersebut, kejadian ini menjadi perhatian yang serius dari para ahli gizi, masyarakat dan juga dari pemerintah.

kejadian keracunan makanan ini bukan kasus baru hanya skala dan jumlah anak yang keracunan ini sudah mulai tidak terkendali sehingga memicu kritik pedas dari berbagai elemen masyarakat yang mempertanyakan urgensi Program MBG ini, banyak yang berpikiran program ini hanya bagi-bagi kue manis untuk tim suksesnya.

Di bawah Badan Gizi Nasional (BGN) Program ini berjalan, sebuah badan baru yang sengaja di bentuk untuk melaksanakan Program MBG, jika di telisik lebih jauh dalam struktur organisasinya di tingkat nasional badan ini hanya berisi orang-orang pensiunan TNI  (Purnawirawan), sehingga kritikan semakin tajam karena badan ini di anggap oleh masyarakat kurang kompeten dan kurang kredibel untuk mengurus Program MBG, walaupun pada kenyataannya di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ada satu Ahli Gizi yang bertugas untuk memastikan gizi pada setiap rantang MBG terpenuhi dengan detail hitungan setiap gramnya, seolah itu tidak cukup karena di struktur pejabat pusat tidak ada yang memahami secara keilmuan tentang gizi.

Hari hari ini kita di sajikan kritikan pedas terhadap Program ini, ada yang menyarankan untuk di hentikan ada yang di alihkan dananya langsung ke Ibu dari anak-anak penerima, namun ada juga yang memandang positif dari adanya MBG ini, kita harus memiliki cara pandang yang lebih luas dan komprehensif tentang Program MBG ini karena pasti di balik carut marut yang sedang terjadi saat ini pasti sudah ada perencanaan yang baik untuk tujuan yang mulia untuk generasi bangsa ini menuju generasi Indonesia Emas di tahun 2045.

Kritik dan saran memang boleh dan itu harus di terima sebagai masukan positif agar MBG ini semakin baik, namun ketika kritik itu agar MBG ini harus di hentikan kita harus paham proses awal dari sebuah Program ini di rencanakan melalui riset yang panjang, kajian yang lengkap karena tidak mungkin ada program yang serta merta langsung dilaksanakan pasti sudah dilakukan serangkaian ujian juga dalam memastikan ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan program, dan program ini juga sudah di tetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kita sehingga tidak mudah untuk merubahnya dengan cepat.

Secara sudut pandang pribadi untuk Program MBG ini merupakan sebuah terobosan yang bagus, dengan tujuan besarnya adalah menciptakan generasi emas di masa depan negeri ini dengan memberikan asupan nutrisi yang bergizi dan lengkap kedepan generasi bangsa ini bisa bersaing di masa depan dengan negara lain, dan demografi Indonesia adalah tepat menuju ke masa depan tersebut sehingga perlu persiapan dengan baik.

Program MBG tidak semuanya buruk dan masih banyak sisi positifnya dengan syarat dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah di tentukan dan di awasi dengan ketat sehingga apa yang di cita-citakan bisa terwujud, dan mungkin pemerintah bisa melaksanakan Program MBG ini dengan skala prioritas terlebih dahulu dengan cara pelaksanaan pentahapan untuk wilayah-wilayah terluar atau kantong kemiskinan ekstrem sehingga akan lebih berdampak bukan di mulai dari perkotaan yang siswanya tidak kurang makan atau gizi.

Pada akhirnya mari kita awasi bersama Program MBG ini bersama agar tidak ada penyelewengan dan tidak ada kesalahan yang terulang lagi.

oleh :
Oleh : Luqman Nurhidayat